Search

Jumat, 04 November 2011

APRESIASI TEKS SENI BERBAHASA

Pengertian
Apresiasi teks seni berbahasa dapat di artikan sebagai kegiatan untuk memahami suatu karya bermedium bahasa dengan sungguh-sungguh timbul penghargaan terhadap karya itu karya itu karena sadar akan keindahan dan kehalusanya. Keindahan suatu karya itu antara lain terwujud oleh adanya makna, rasa, atau amanat yang disampaikan secara terselubung dengan memanfaatkan struktur tata bahasa dan pilihan kata/ungkapan tertentu sehingga melahirkan majas,rima,ritma,peribahasa,imaji(daya bayang) asosiasi dsb..
Apresiasi dapat bersifat verbal , dapat pula kinetik. Verbal artinya berhubungan dengan kata atau ucapan , sedangkan kinetik artinya berhubungan dengan gerak. Apresiasi dapat bersifat tulis, dapat pula lisan. Selain itu, apresiasi dapat bersifat reseptif, dapat pula produktif.
Bentuk apresiasi karya tahap pertama ialah yang barsifat resptif , seperti membaca mendegarkan , atau menonton sehingga memahami dan menikmati karya tersebut untuk mengetahui sejauh mana seseorang telah berhasil memahami atau menikmati suatu karya.
Penjelasan
Apresiasi dapat diartikan suatu langkah untuk mengenal, memahami, dan menghayati suatu karya sastra yang berakhir dengan timbulnya pencelupan atau rasa menikmati karya tersebut dan berakibat subjek apresiator dapat menghargai karya sastra yang dinikmatinya secara sadar. Karya sastra dapat dikenal atau dipahami melalui unsur-unsur yang membangunnya atau disebut dengan unsur intrinsik. Yang dimaksud unsur-unsur intrinsik, yaitu tema, plot/alur, tokoh, watak tokoh, latar, setting, amanat/pesan, sudut pandang, dan gaya bahasa. Selain dari unsur intrinsik dan teks seni berbahasa, juga dapat diapresiasi dengan menelaah penggunaan atau pilihan kata serta istilah yang terdapat dalam teks tersebut. Termasuk dalam hal ini, mencari kata-kata kunci yang menjadi penanda tema teks yang bersangkutan.
Di samping pengamatan terhadap unsur-unsur intrinsik dan pemakaian unsur bahasanya, untuk memahami suatu karya sastra atau teks seni berbahasa dapat dilakukan pula pengamatan terhadap unsur-unsur ekstrinsik, yaitu hal-hal yang melatar belakangi terciptanya teks seni berbahasa tersebut. Hal-hal tersebut antara lain latar belakang pengarang, tujuan penulisan, latar sosial-budaya, lingkungan kehidupan pengarang, serta latar belakang pendidikan. Sebelum melakukan apresiasi, umumnya seseorang memilih bentuk karya sastra atau jenis teks seni berbahasa yang disukai, misalnya bentuk karya sastra prosa, puisi, drama, atau film. Kesukaan itu akan melangkah pada upaya seseorang untuk mengetahui atau memahami lebih dalam karya yang dipilihnya. Sebuah karya sastra dapat disukai dan digemari oleh seseorang oleh karena karya tersebut dapat memberi kesan tersendiri yang menimbulkan empati bagi penggemarnya. Hal itu disebabkan proses penciptaan karya sastra meliputi hal-hal berikut ini :
1. Upaya mengeksplorasi jiwa pengarangnya yang diejawantahkan ke dalam bentuk bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain.
2. Upaya menjadikan sastra media komunikasi antara pengarang atau pencipta dan peminat sastra.
3. Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dalam arti merupakan alat pemuas hati peminat sastra.
4. Upaya menjadikan isi karya sastra merupakan satu bentuk ekspresi yang mendalam dari pengarang atau sastrawan terhadap unsur-unsur kehidupan. Dengan kata lain, merupakan hasil proses yang matang bukan sekadar diciptakan.
Untuk mengapresiasi sebuah karya sastra atau teks seni berbahasa, perlu dilakukan aktivitas berupa:
1. Mendengarkan/menyimak
2. Membaca
3. Menonton
4. Mempelajari bagian-bagiannya
5. Menceritakan kembali
6. Mengomentari
7. Meresensi
8. Membuat parafrasa
9. Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan karya tersebut
10. Merasakan seperti: mendeklamasikan (untuk puisi ) atau melakonkan (untuk drama)
11. Membuat sinopsis untuk cerita, dan sebagainya
Selain aktivitas merespons karya sastra seperti disebutkan di atas, langkah-langkah mengapresiasi sebuah karya sastra yang diminati secara umum meliputi hal-hal berikut:
1. Menginterpretasi atau melakukan penafsiran terhadap karya sastra berdasarkan sifat-sifat karya sastra tersebut.
2. Menganalisis atau menguraikan unsur-unsur karya sastra tersebut, baik unsur intrinsik maupun ekstrinsiknya.
3. Menikmati atau merasakan karya sastra berdasarkan pemahaman untuk mendapatkan penghayatan.
4. Mengevaluasi atau menilai karya sastra dalam rangka mengukur kualitas karya tersebut.
5. Memberikan penghargaan kepada karya sastra berdasarkan tingkat kualitasnya.

Contoh
- kisah dalam film Titanic yang dilatarbelakangi oleh kisah nyata tenggelamnya kapal Titanic yang disebut-sebut sebagai unsinkable ship ( kapal yang tak bias tenggelam ) oleh para perancangnya.
- Novel Ziarah karya Iwan Simatupang juga diduga sebagai refleksi goncangan jiwa pengarang akibat kematian istrinya.
- Puisi “Cintaku Jauh di Pulau” karya Chairil Anwar diakui memiliki daya ramal terhadap diri Chairil Anwar sendiri : meninggal dalam usia muda, sebelum cita-citanya tercapai.